CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Sabtu, 30 Agustus 2008

Dunia Pendidikan

Potret Dunia Pendidikan

Bum! Dentuman bom atom yang jatuh di Nagasaki dan Hiroshima, Jepang, pada tahun 1945 itu pun menjadi catatan sejarah dunia. Jepang porakporanda. Bertepatan dengan tahun yang sama di Indonesia, tepatnya 17 Agustus 1945, bangsa kita merayakan kemerdekaan sebagai tanda lepasnya dari tangan penjajahan. Negara Jepang hancur, Indonesia merdeka. Logika berbicara, negara yang cepat maju karena lebih awal berkesempatan membangun diri tentu bangsa kita, Indonesia. Api jauh dari panggang, realita menunjukkan fakta sebaliknya, saat ini Jepang lebih unggul membangun diri dan jauh meninggalkan Indonesia."Baca Selanjutnya".


Metode di TK

Apakah alasan orangtua memasukkan anak balitanya ke TK? Umumnya jawaban yang diberikan adalah agar anak memiliki teman bermain atau kesempatan untuk bersosialisasi, yang kedua adalah untuk mempersiapkan anak masuk SD. Bila disimpulkan yang tersirat, intinya orangtua ingin agar anaknya dapat belajar dengan baik semenjak dini. Karena bila dikaji alasan pertama yaitu agar anak dapat bersosialisasi, merupakan gambaran harapan orangtua agar anak lebih termotivasi mempelajari keterampilan tertentu melalui teman-temannya, sehingga anak yang penakut misalnya jadi bisa lebih berani, anak yang masih cadel jadi punya kesempatan melatih alat motorik bicaranya, atau anak yang susah makan siapa tau jadi lebih mudah makan bila disambi kegiatan bermain bersama sebayanya. Begitupula dengan alasan kedua, agar anak dapat mengikuti proses belajar dengan baik di tingkatan selanjutnya, maka anak dianggap perlu melalui jenjang TK."Baca Selanjutnya".


Pembelajaran Pendidikan IPS di Tingkat SD

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) secara nasional akan diimplementasikan pada tahun pembelajaran 2004-2005, meskipun semenjak digulirkan (2001) sudah ada beberapa sekolah yang memberlakukannya, dalam bentuk uji coba atau menjadi pilot project dari Depdiknas. Gaung KBK kiranya sudah menggema ke seluruh pelosok persada tanah air tercinta, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), khususnya di kalangan pendidikan. Demikian halnya harapan yang sama ditujukan bagi KBK pendidikan IPS di tingkat SD."Baca Selanjutnya".


Menakar Integrasi IPA dalam KTSP untuk SMP

Suatu program pembelajaran akan dapat mencapai hasil seperti yang diharapkan apabila direncanakan dengan baik. Ditengarai ada tiga hal yang menjadi perhatian banyak pihak dalam kegiatan pembelajaran. materi apa yang akan diajarkan, bagaimana cara mengajarkan serta bagaimana cara mengetahui bahwa proses pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif.

Pertama, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dirancang untuk dapat menghasilkan lulusan yang kompeten memiliki pengetahuan, ketrampilan, sikap dan nilai-nilai dasar yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak sesuai dengan tiga hal pokok dalam pembelajaran."Baca Selanjutnya".


Strategi Pembelajaran Sosiologi Tingkat SMA

Persepsi-persepsi kronis telah menjadi milik sejumlah siswa SMA. Ilmu-ilmu sosial itu membosankan karena sajiannya bertele-tele dan untuk menguasainya dibutuhkan kemampuan menghafal yang luar biasa. Stereotip yang kurang mengesankan ini terajut dari impresi sosiologi sebagai produksi masa lampau yang dalam penyajiannya tidak relevan dengan konteks sosial siswa. Kontekstualisme ini diperhebat dengan kejenuhan mental dalam mengejar tuntutan pemenuhan kurikulum yakni menghafal sejumlah bab materi yang tersajikan dalam aneka buku wajib mata pelajaran. Seolah-olah para pelajar telah teralienasi dari diri mereka dan telah menjadi robot kurikulum, sehingga mereka tidak mempunyai waktu lagi untuk bermain, refreshing dan melakukan interaksi sosial."Baca Selanjutnya".


Rendah, Kepedulian Riset di Perguruan Tinggi

Belum lama ini, dunia kampus diwarnai polemik hangat seputar prosedur penerimaan mahasiswa. Pangkal persoalan polemik ialah dibukanya jalur khusus penerimaan mahasiswa dengan biaya sangat tinggi. Meskipun pihak perguruan tinggi bersikeras mengatakan bahwa biaya tinggi tersebut sebatas sumbangan dan bersifat tidak mengikat, tetap saja masyarakat luas menganggapnya sebagai upaya kapitalisasi, komersialisasi, dan sederet label lain dengan nada tak kalah peyoratifnya terhadap dunia pendidikan."Baca Selanjutnya".


PEACE LOVE